Pages

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 11 Oktober 2011

Meski Negara Kaya, Warga Saudi Harus Berjuang Mendapatkan Rumah


Meski Arab Saudi adalah salah satu negara terkaya di dunia, namun warganya harus berjuang untuk membeli rumah dalam krisis ekonomi yang dipicu oleh urbanisasi dan kurangnya kompetisi di bidang real estate.
Kurang dari 40 persen dari warga Saudi yang memiliki rumah sendiri, dan permintaan yang tinggi melebihi pasokan di pasar properti, menyebabkan pengembang menaikkan harga sehingga menyebabkan keluarga menengah kebawah hanya punya beberapa pilihan untuk membeli atau bahkan menyewa rumah.
Sebuah studi terbaru dari grup konstruksi konglomerat Binladin mengatakan kerajaan Teluk yang kaya minyak sedikitnya membutuhkan satu juta unit rumah baru selama lima tahun ke depan.
Pada bulan Maret lalu, Raja Abdullah memerintahkan 500.000 unit rumah akan dibangun dalam lima tahun dan menyisihkan 66 milyar dolar untuk proyek tersebut, namun Dana Moneter Internasional mengatakan bulan lalu bahwa masih banyak yang harus dilakukan.
"Untuk mengatasi keterjangkauan perumahan, mengurangi harga tanah, dan meningkatkan pasokan lahan pemerintah harus membuka pasokan statis tanah," kata IMF dalam sebuah laporan.
Pada inti dari masalah, analis mengatakan, adalah warga ultra-kaya memiliki tanah yang sangat luas di kota besar dan di pinggiran tetapi mereka tidak melakukan apa-apa dengan tanah itu.
Di Saudi, pemilik tanah ini begitu terkenal bahkan orang-orang telah memberi mereka julukan - Hawameer atau dalam bahasa Inggris Gropers.
Seorang ekonom Saudi Issam al-Zamel menyatakan bahwa monopoli atas tanah telah menyebabkan kemacetan di pasar perumahan dimana properti adalah berbiaya gratis dan memiliki peningkatan nilai eksponensial.

http://m.eramuslim.com/berita/dunia/meski-negara-kaya-warga-saudi-harus-berjuang-mendapatkan-rumah.htm

0 komentar:

Posting Komentar

Share |