Teori Darwin memang
menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang selama 1.000.000
tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami perubahan yang
berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami
perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000SM –
300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah
500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang
sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia,
kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas
manusia pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat
peribadatan didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri
(QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat
manusia sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal dan
berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens
tertua, yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia
(Afrika Timur). Teori Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena
manusia-manusia di Afrika, sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang
lokasinya tidak seberapa jauh dari Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada sekitar
tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan
kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli
Sejarah Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta
ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM, sudah ada
Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah
mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal
bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami
manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau berhasil
mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya
telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji
kebesaranNYA (QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang berbudaya,
mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah
manusia primitif, yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak
batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan.
Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia itu
tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau
genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah 1.400
tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari
Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah
terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras
normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang menurunkan ras
‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan
turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan bertubuh
‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari
2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman
di Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton
sampai 360 ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum
munculnya Peradaban Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh
(sekitar 13.000 tahun lalu atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno,
hanya menemukan Piramid Purba dan menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil ditemukan
di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat
lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian,
karena sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
Original Post at:
http://irakbuzz.blogspot.com/2011/10/teori-genetika-kesalahan-teori-darwin.html
Fakta
Ilmiah Adanya Perang Mahabharata (Perang Nuklir Zaman Prasejarah?) -
Jaman dahulu bumi dipenuhi oleh peperangan. salah satu legenda
peperangan paling terkenal adalah Perang Mahabharata. Banyak sumber
meyakini akan adanya perang ini. tetapi sebagian sumber tidak mengakui
akan adanya perang ini. Tetapi fakta ilmiah memiliki pendapat lain
mengenai perang mahadahsyat ini.
# Epos Mahabarata
Kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan Pandu dan Dristarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan. Menurut sumber yang saya dapatkan,
epos ini ditulis pada tahun 1500 SM. Namun fakta sejarah yang dicatat
dalam buku tersebut masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding
penyelesaian bukunya. Artinya peristiwa yang dicatat dalam buku ini
diperkirakan terjadi pada masa ±5000 tahun yang silam.
Buku
ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan
Pandawa yang hidup di tepian sungai Gangga meskipun akhirnya berperang
di Kurukshetra. Namun yang membuat orang tidak habis berpikir adalah
kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat? Padahal jika dengan
menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa memiliki
kekuatan yang sebegitu besarnya.
Spekulasi
baru dengan berani menyebutkan perang yang dilukiskan tersebut,
kemungkinan adalah semacam perang nuklir! Perang pertama kali dalam
buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah
berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang)
dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata
yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan
nyala api yang gencar di atas wilayah musuh. seperti hujan lebat yang
kencang, mengepungi musuh, dan kekuatannya sangat dahsyat.
Dalam
sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas
wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada
dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang
dahsyat mulai bertiup wuuus..wuuus.. disertai dengan debu pasir.
Burung-burung bercicit panik seolah-olah langit runtuh, bumi merekah.
Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas membara yang
mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang, gunung
bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar
dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya
semuanya mati. Saat roket meledak, suaranya bagaikan halilintar,
membuat prajurit musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar
hangus.
Jika
akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api,
maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan
sebuah ledakan nuklir dan racun debu radioaktif.
Gambaran
yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 antara Rama dan Rahwana lebih
membuat orang berdiri bulu romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka
menumpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang
ditujukan ke ketiga kota pihak musuh. Rudal ini seperti mempunyai
segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan
matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Mayat
yang terbakar, sehingga tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan kuku
rontok terkelupas, barang-barang porselen retak, burung yang terbang
terbakar gosong oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para
prajurit terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.
Banyak
spekulasi bermunculan dari peristiwa ini, diantaranya ada sebuah
spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahwa perang Mahabarata adalah
semacam perang NUKLIR!!
Tapi,
benarkah demikian yang terjadi sebenarnya? Mungkinkah jauh sebelum era
modern seperti masa kita ini ada sebuah peradaban maju yang telah
menguasai teknologi nuklir? Sedangkan masa sebelum 4000 SM dianggap
sebagai masa prasejarah dimana peradaban Sumeria dianggap peradaban
tertua didunia tidak ditemukan kemajuan semacam ini?
Namun
selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai
kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju
sebelum tahun 4000 SM.
Teori
Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti
percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai
Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha
mengenai dinasti Rama kuno, dan bukti arkeologi mengenai peradaban
Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.
# Penelusuran fakta ilmiah
Akhir-akhir
ini perhatian saya tertuju pada sebuah teori mengenai kemungkinan
manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000 tahun yang lalu.
Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur diperkirakan
berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30.000 SM hingga
15.000 SM.
Atlantis
memiliki wilayah mulai dari Mediteranian hingga pegunungan Andes di
seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama berkuasa di bagian
Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah. Peninggalan Prasasti di
Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) hingga kini
belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan peradaban itu
berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini
manusia (4000 SM). Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain
mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun
gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami
zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya ‘Seven Rishi City’ yg salah
satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).
Dalam
suatu cuplikan cerita dalam Epos Mahabarata dikisahkan bahwa Arjuna
dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda mirip pesawat
terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam
senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus
melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, lalu dalam
sekejap bumi bergetar hebat, asap tebal membumbung tinggi diatas
cakrawala, dalam detik itu juga akibat kekuatan ledakan yang
ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan menghanguskan semua apa
saja yang ada disitu.
Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu?
Ada
beberapa penelitian yang berusaha menguak tabir misteri kehidupan
manusia di masa lampau ini. Tentang bagaimana kehidupan sosial hingga
kemajuan ilmu dan teknologi mereka. Beberapa waktu belakangan banyak
hasil penelitian yang mengejutkan. Dan dari berbagai sumber yang telah
saya pelajari, secara umum penggambaran melalui berbagai macam teori
dan penelitian mengenai subyek ini telah pula memberikan beberapa bahan
kajian yang menarik, antara lain adalah:
Permulaan
sebelum dua milyar tahun hingga satu juta tahun dari peradaban manusia
sekarang ini teryata telah terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa
yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang demikian
maju namun akhirnya menuju pada sebuah kebinasaan? Dan penyebab
kebinasaan itu adalah tiada lain akibat peperangan yang pernah terjadi.
Atlantis
dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat
yang bersamaan (30.000-15.000 SM). Keduanya sudah menguasai teknologi
nuklir. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang
canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO
(berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri
(Atlantis).
Penduduk
Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta
(enlighten priests), sesuai naskah Plato. Dinasti Rama memiliki tujuh
kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah
satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo. Persaingan dari
kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata
nuklir.
Para
ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak
manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif
yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar.
Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan
sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan
senjata nuklir masa kini.
Beberapa
Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap
menggambarkan bentuk dari ‘wahana terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang
ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. Sebagian besar bukti
tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan
bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan.
*(Foto: relief jenis pesawat di Piramida Mesir di bawah ini)
Dari
hasil riset dan penelitian yang dilakukan ditepian sungai Gangga di
India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa-sisa puing-puing yang
telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai. Batu yang besar-besar
pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan
cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan
suhu paling rendah 1.800 °C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai
suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu
yang demikian.
Di
dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan
lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh
dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga
yang terbuat dari batuan didalam bangunan juga telah dikacalisasi.
Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia
juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca
pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan
percobaan nuklir saat ini.
Bukti
ilmiah peradaban Veda. Bukti-bukti arkeologis, geologis telah terungkap
dari penemuan fosil-fosil maupun artefak- alat yang digunakan manusia
pada masa itu telah terbukti menunjukkan bahwa peradaban manusia modern
telah ada sekitar ratusan juta bahkan miliaran tahun yang lalu.
Bukti-bukti tersebut diungkapkan oleh Michael Cremo, seorang arkeolog
senior, peneliti dan juga penganut weda dari Amerika, dengan melakukan
penelitian lebih dari 8 tahun.
Dari
berbagai belahan dunia termasuk juga dari Indonesia telah dapat
mengungkapkan misteri peradaban weda tersebut secara bermakna. Laporan
tersebut ditulis dalam beberapa buku yang sudah diterbitkan seperti ;
Forbidden Archeology, The Hidden History of Human Race, Human
Devolution: A Vedic alternative to Darwin’s Theory, terbitan tahun
2003. Dalam buku tersebut akan banyak ditemukan fosil, artefak-
peninggalan berupa kendi, alas kaki, alat masak dan sebagainya yang
telah berusia ratusan juta tahun bahkan miliaran tahun, dibuat oleh
manusia yang mempunyai peradaban maju, tidak mungkin dibuat oleh kera
atau primata yang lebih rendah.
Dari
buku-buku tersebut juga ditemukan adanya manipulasi beberapa arkeolog
dengan mengubah dimensi waktunya, hal ini bertujuan untuk mendukung
teori evolusi Darwin, karena kenyataannya teori evolusi masih sangat
lemah. Bukti ilmiah sudah dengan jelas menyatakan bahwa peradaban weda
telah ada miliaran tahun. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa perang
besar di tanah suci Kukrksetra, kota Dwaraka, sungai suci Sarasvati dan
sebagainya merupakan suatu peristiwa sejarah, bukan sebagai mitologi.
Setiap kali kongres para arkeolog dunia selalu menyampaikan bukti-bukti
baru tentang peradaban Barthavarsa purba. Dibawah ini ditampilkan
sekelumit dari bukti ilmiah tersebut.
Sebenarnya
masih banyak bukti ilmiah lainnya yang menunjukkan peradaban weda
tersebut, sehingga Satya yuga, Tretha yuga, Dvapara yuga dan Kali yuga
dengan durasi sekitar 4.320.000 tahun merupakan suatu sejarah peradaban
manusia modern yang memegang teguh perinsip dharma.
Perang
Bharatayuda. Para arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang
besar di Kuruksetra merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India)
yang terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu. Sekarang para peneliti hanya
ingin menentukan tanggal yang pasti tentang peristiwa tersebut. Dari
hasil pengamatan beserta bukti-bukti ilmiah. Dari berbagai estimasi
maka dibuatlah suatu usulan peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
* Sri Krishna tiba di Hastinapura diprakirakan sekitar 28 September 3067 SM
* Bhishma pulang ke dunia rohani sekitar 17 Januari 3066 SM
* Balarama melakukan perjalanan suci di sungai Saraswati pada bulan Pushya 1 Nov. 1, 3067 SM
* Balarama kembali dari perjalanan tersebut pada bulan Sravana 12 Dec. 12, 3067 SM
* Gatotkaca terbunuh pada 2 Desember 3067 SM.
Dan banyak lagi penanggalan peristiwa-peristiwa penting sudah di kalkulasi.
*
Kota kuno Dvaraka. Demikian juga keberadaan kota Dvaraka yang dulu
menjadi misteri, kota tersebut disebutkan dalam Mahabharata bahwa
Dvaraka tenggelam di pantai. Doktor Rao adalah seorang arkeolog senior
yang dengan tekun menyelidiki dengan “marine archaeology” dan hasilnya
ditemukannya reruntuhan kota bawah laut, beserta ornamennya, didaerah
Gujarat. Dwaraka, kota kerajaan Sri Krishna masa lalu.
*
Sungai Sarasvati. Keberadaan kota purba Harrapa dan Mohenjodaro serta
keberadaan sungai suci Sarasvati telah dijumpai dalam Rig Weda, namun
tidak diketahui keberadaannya, kemudian oleh NASA dengan pemotretan
dari luar angkasa ternyata dijumpai sebuah lembah yang merupakan bekas
sungai yang telah mengering, namun dalam kedalaman tertentu masih
tampak ada aliran air di wilayah Pakistan yang bermuara ke lautan Arab,
arahnya sesuai dengan yang digambarkan dalam sastra.
*
Jembatan Alengka. Pemotretan luar angkasa yang dilakukan oleh NASA
telah menemukan adanya jembatan mistrius yang menghubungkan Manand
Island (Srilanka) dan Pamban Island (India) sepanjang 30 Km, dengan
lebar sekitar 100 m, tampak pula jembatan tersebut buatan manusia
dengan umur sekitar 1.750.000 tahun. Angka ini sesuai dengan sejarah
Ramayana yang terjadi pada Tretha yuga. Sekarang sedang diteliti jenis
bebatuannya. Jadi Ramayana itu adalah ithihasa (sejarah), bukan
merupakan dongeng.
Sri Rama Bridge 1
Sri Rama Bridge 2
Foto: Sri Rama Bridge hasil pantauan NASA
Citra
dari Rama Brige sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air
laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu hanya tergenang
sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut) dengan lebar
hampir 100 m.
Tahun
1972 silam, ada sebuah penemuan luar biasa yang barangkali bisa semakin
memperkuat dugaan bahwa memang benar peradaban masa silam telah
mengalami era Nuklir yaitu penemuan tambang Reaktor Nuklir berusia dua
miliyar tahun di Oklo, Republik Gabon.
* Peta Republik Oklo
*Foto: bekas Reaktor Nuklir Berusia 2 Milyar Tahun di Oklo, Republik Gabon
*
Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji
mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah.
Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut
ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta
kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan
ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu
penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir
berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500
ton biji uranium di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga
sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara
dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi
selama 500 ribu tahun lamanya.
Yang
membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan
reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40
meter di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan
reaksi nuklir yang ada, maka teknik penataan tambang reaktor itu jauh
lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu ilmuwan sekarang
ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah limbah nuklir,
manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami
untuk menyimpan limbah nuklir!
Tambang
uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua milyar tahun yang lalu
setelah adanya bukti data geologi dan tidak lama setelah menjadi
pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi
hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor
nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta
memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir.
Sekaligus
membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan
eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor
nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat manusia. Seperti
diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan
dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan ini
sekaligus menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada
sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta
mengerti betul akan cara penggunaannya.
Semua
temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun.
Kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban
tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara
menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan
dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka
mengalami kehancuran.
Singkatnya
segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia
pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000
SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan
tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang
dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman
primitif. Masa primitif ini berakhir dengan munculnya peradaban Sumeria
sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
Lagi-lagi
perang dan haus kekuasaanlah yang mengakibatkan manusia menjadi
terpuruk. Dan hal ini patut kita renungkan lebih seksama sebagai buah
pelajaran bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah
teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa
sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Oleh karena itu, kita wajib menjaga kelestarian alam dan menghindari sikap rakus, tamak , dan jangan sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekusaan. Karena kelak segala perbuatan kita di dunia, akan mendapatkan balasan di akhirat. Namun, walau bagaimanapun, kelak dunia ini akan binasa pada saatnya.
Wassalam
Teori Darwin memang
menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang selama 1.000.000
tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami perubahan yang
berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami
perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000SM –
300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah
500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang
sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia,
kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas
manusia pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat
peribadatan didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri
(QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat
manusia sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal dan
berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens
tertua, yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia
(Afrika Timur). Teori Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena
manusia-manusia di Afrika, sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang
lokasinya tidak seberapa jauh dari Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada sekitar
tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan
kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli
Sejarah Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta
ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM, sudah ada
Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah
mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal
bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami
manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau berhasil
mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya
telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji
kebesaranNYA (QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang berbudaya,
mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah
manusia primitif, yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak
batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan.
Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia itu
tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau
genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah 1.400
tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari
Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah
terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras
normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang menurunkan ras
‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan
turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan bertubuh
‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari
2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman
di Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton
sampai 360 ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum
munculnya Peradaban Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh
(sekitar 13.000 tahun lalu atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno,
hanya menemukan Piramid Purba dan menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil ditemukan
di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat
lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian,
karena sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
Original Post at:
http://irakbuzz.blogspot.com/2011/10/teori-genetika-kesalahan-teori-darwin.html
Teori Darwin memang
menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang selama 1.000.000
tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami perubahan yang
berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami
perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000SM –
300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah
500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang
sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia,
kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas
manusia pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat
peribadatan didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri
(QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat
manusia sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal dan
berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens
tertua, yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia
(Afrika Timur). Teori Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena
manusia-manusia di Afrika, sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang
lokasinya tidak seberapa jauh dari Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada sekitar
tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan
kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli
Sejarah Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta
ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM, sudah ada
Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah
mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal
bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami
manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau berhasil
mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya
telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji
kebesaranNYA (QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang berbudaya,
mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah
manusia primitif, yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak
batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan.
Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia itu
tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau
genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah 1.400
tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari
Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah
terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras
normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang menurunkan ras
‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan
turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan bertubuh
‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari
2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman
di Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton
sampai 360 ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum
munculnya Peradaban Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh
(sekitar 13.000 tahun lalu atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno,
hanya menemukan Piramid Purba dan menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil ditemukan
di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat
lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian,
karena sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
Original Post at:
http://irakbuzz.blogspot.com/2011/10/teori-genetika-kesalahan-teori-darwin.html
Teori Darwin memang
menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang selama 1.000.000
tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami perubahan yang
berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami
perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000SM –
300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah
500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang
sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia,
kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas
manusia pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat
peribadatan didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri
(QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat
manusia sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal dan
berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens
tertua, yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia
(Afrika Timur). Teori Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena
manusia-manusia di Afrika, sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang
lokasinya tidak seberapa jauh dari Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada sekitar
tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan
kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli
Sejarah Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta
ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM, sudah ada
Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah
mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal
bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami
manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau berhasil
mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya
telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji
kebesaranNYA (QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang berbudaya,
mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah
manusia primitif, yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak
batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan.
Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia itu
tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau
genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah 1.400
tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari
Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah
terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras
normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang menurunkan ras
‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan
turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan bertubuh
‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari
2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman
di Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton
sampai 360 ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum
munculnya Peradaban Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh
(sekitar 13.000 tahun lalu atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno,
hanya menemukan Piramid Purba dan menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil ditemukan
di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat
lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian,
karena sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
Original Post at:
http://irakbuzz.blogspot.com/2011/10/teori-genetika-kesalahan-teori-darwin.html