Pages

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 24 Agustus 2010

Tuntunan Nabi Shallallahu’alahi wa sallam dalam Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Barangsiapa yang terhalang dari beribadah pada malam lailatul qadar, sungguh ia telah terhalang dari kebaikan seluruhnya, dan tidaklah terhalang dari kebaikan malam itu kecuali orang yang terhalang dari kebaikan. Oleh karenanya, setiap muslim sangat dianjurkan untuk menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh iman dan mengharapkan pahalayang dijanjikan. Sehingga, apabila ia ikhlas melaksanakannya, dosa dan kesalahan yang pernah ia goreskan dimasa lalu terampuni.

Dibawah ini beberapa tuntunan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam menghidupkan malam lailatul qadar.

1. Bersungguh-sungguh, optimis, dan antusias di dalam mencari lailatul qadar.

Aisyah radliyallahu’anha pernah berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dahulu begitu semangat (beribadah) pada sepuluh hari terakhir yang tidak pernah beliau melakukannya pada hari selainnya. (HR. Muslim).

Namun itu tidak berarti, bahwa Nabi shallallahu’alahi wa sallam mengerjakan qiyamullail semalam suntuk hingga pagi. Karena Nabi shallallahu’alahi wa sallam juga pernah mengatakan bahwa shalat malam yang paling dicintai dan disukai adalah shalat malam Nabi Dawud, ia tidur pada pertengahan malam, lalu bangun mengerjakan qiyanullail pada sepertiga malam, dan melanjutkan tidurnya kembali pada seperenam malam. (HR Muslim)

2. Menghidupkan malam dengan qiyamullail

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam

”Barangsiapa yang mengerjakan qiyamullail pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq’alaihi)

3. Memperbanyak Do’a

Berdo’a dan memperbanyak doa pada malam lailatul qadar sangat dianjurkan. Terutama dengan doa yang diajarkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam kepada Aisyah radliyallahu’anha. Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam:

“Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu, apabila ada suatu malam yang aku yakini sebagai malam lailatul qadar, apa yang aku ucapkan? Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menjawab:
قُولِي :اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوّ ٌُ تُحِبُّ الْعفْوَ،فاَعْفُ عَنِّي

Ucapkanlah doa: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, suka memberi ampunan, maka itu ampunilah aku. (Hadist shahih, HR.Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sudah sepatutnya, pada malam lailatul qadar doa dan istighfar diperbanyak, sebab doa pada malam itu mustajab. Doa tersebut adalah doa paling afdhol yang dipanjatkan untuk memohon (sesuatu) kepada Allah ta’ala. Tidak diragukan lagi, doa tersebut adalah seutama-utama doa yang dipanjatkan seorang hamba kepada Rabb-nya pada malam itu. Yang mana doa itu mengandung permohonan maaf kepada Allah azza wa jalla.

4. Menghidupkan lailatul qadar dengan ibadah dan mengajak keluarga untuk ikut beribadah

Aisyah radliyallahu’anha pernah berkata: Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh malam terakhir beliau mengencangkan tali sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadits tersebut mengandung dalil diisyaratkannya konsisten mengerjakan qiyamullail pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, menghidupkannya dengan ibadah, menjauhi istri, dan mengajak keluarga untuk memperbanyak ketaatan.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mempertemukan kita dengan malam lailatul qadar dalam naungan iman dan taqwa serta ittiba’ sunnah Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam.

Sumber: maramissetiawan.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share |