Di antara tanda-tanda Kiamat kubro adalah munculnya asap sebelum Hari Kiamat yang memenuhi bumi, sehingga ia seperti sebuah rumah yang di dalamnya dinyalakan kayu bakar, ia menyerang orang-orang mukmin seperti influensa, dan masuk ke dalam jasad orang-orang kafir dan munafik melalui lubang tubuh mereka, maka mereka menggelembung sehingga ia keluar dari pendengaran mereka.
Munculnya tanda Kiamat ini dinyatakan oleh al-Qur’an dan sunnah Nabi saw dan sudah menjadi kesepakatan umat.
Adapun dalil dari al-Qur’an maka firman Allah swt, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih. (Mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzab itu. Sesungguhnya kami akan beriman’. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata, ‘Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.” (QS. Ad-Dukhan: 10-16).
Adapun sunnah maka hadis riwayat Muslim dan lainnya dari hadits Hudzaefah bin Usaid Al-Ghifari berkata, “Rasulullah saw melewati kami, sementara kami sedang berbincang-bincang. Beliau bertanya, ‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Kami menjawab, ‘Kiamat’. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya ia tidak akan datang sehingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya’. Lalu beliau menyebutkan dukhan (kabut), Dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman: pembenaman di timur, pembenaman di barat dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api yang menggiring manusia ke Mahsyar mereka.” (HR. Muslim no. 2901, Abu Dawud no.4311 dan at-Tirmidzi no. 2184).
Mengenai ijma’ maka umat Islam telah bersepakat bahwa dukhan adalah salah satu tanda Kiamat. Akan tetapi mereka berselisih pendapat tentang bentuk kabut ini. Apakah tanda ini telah terjadi dan berlalu atau ia belum terjadi?
Pendapat yang rajih adalah yang menyatakan bahwa dukhan ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang dikirim kepada hamba-hamba-Nya dan ia belum tiba. Ini adalah pendapat Ali bin Abu Thalib, Abu Said al-Khudri, Ibnu Abbas dan jumhur Salaf seperti Hasan al-Bashri dan lain-lainnya.
Ibnu Katsir mendukung pendapat dengan berdalil kepada zhahir hadits, “Kiamat tidak datang sehingga kalian melihat sepuluh tanda, salah satunya adalah dukhan.” Dan kepada hadits dalam ash-Shahihain tentang sabda Nabi saw kepada Ibnu Shayyad, “Sesungguhnya aku menyembunyikan untukmu sesuatu.” Ibnu Shayyad menjawab, “Yaitu dukh.” Nabi saw bersabda, “Duduklah dalam keadaan terhina karena kamu tidak akan melebihi kadarmu.” Dan yang disembunyikan oleh Nabi saw adalah ayat ad-Dukhan, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” Hadits ini menunjukkan bahwa dukhan ini belum muncul, ia masih ditunggu.
Ali bin Abu Thalib, “Tanda dukhan ini belum terjadi, ia menyerang seorang mukmin seperti bentuk influensa dan menggelembungkan orang kafir sehingga dia binasa.”
Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abu Mulaikah berkata, “Suatu hari saya menemui Ibnu Abbas dia berkata, ‘Malam ini aku tidak bisa tidur sampai pagi’. Saya bertanya, ‘Mengapa?’ Dia menjawab, ‘Saya mendengar orang-orang berkata bahwa bintang berekor telah muncul. Saya khawatir dukhan telah muncul, maka saya tidak bisa tidur sampai pagi.”
Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah sanad yang shahih dari Ibnu Abbas Habrul Ummah dan Turjuman al-Qur’an. Dan begitulah pendapat sahabat-sahabat dan tabiin-tabiin yang sesuai dengan pendapatnya sesuai dengan hadits-hadits yang marfu’ baik yang shahih maupun hasan atau lainnya yang mereka sebutkan, semua itu mengandung isyarat yang yakin dan jelas bahwa dukhan adalah salah satu ayat yang masih ditunggu, di samping itu ia secara zhahir disinggung oleh Al-Qur’an.”
Firman Allah Tabaraka Wa Taala, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” Yakni jelas dan terang dilihat oleh siapa pun. Dan tidak seperti yang ditafsirkan oleh Ibnu Mas’ud, karena ia adalah hayalan yang dilihat oleh mata mereka, karena kelaparan yang sangat.
Begitu pula firman-Nya, “Yang meliputi manusia,” Yakni menutupi mereka dan membuat mereka tidak melihat, jika dukhan hanyalah hayalan yang khusus bagi penduduk Makkah yang musyrik, tentunya tidak dikatakan, “Meliputi manusia.”
Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata, “Sabdanya saw tentang tanda-tanda Kiamat, ‘Kiamat tidak datang sehingga sebelumnya kalian melihat sepuluh tanda, di antaranya dukhan dan Dajjal.” Hadits ini mendukung pendapat yang mengatakan bahwa dukhan adalah dukhan yang menyerang nafas orang-orang kafir dan menyerang orang mukmin dalam bentuk influensa dan bahwa ia belum tiba, ia akan terjadi menjelang hari Kiamat. Dan telah dijelaskan dalam kitab Bad’ul Khalqi ucapan orang yang mengatakan ini dan pengingkaran Ibnu Mas’ud kepadanya, di mana Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa itu adalah ibarat kekeringan yang menimpa Quraisy sehingga mereka melihat di langit seperti ada kabut. Pendapat Ibnu Mas’ud ini diikuti oleh beberapa kalangan. Sementara pendapat yang lain dinyatakan oleh Hudzaefah, Ibnu Umar dan Hasan. Dan Hudzaefah meriwayatkan dari Nabi saw bahwa dukhan ini berlangsung selama 40 hari. Dan bisa jadi itu adalah dua Dukhan untuk menggabungkan antara atsar-atsar yang ada.”
0 komentar:
Posting Komentar